Tahun 2006 Ratusan titipan datang Menghantam seperti topan Putra - putri yang masih kosong Para bocah ingusan tak tahu apa - apa Kami perlu dibimbing Kami perlu dibentuk Dijadikan manusia sepenuhnya Dan tidak mudah melaksanakannya Tapi ada orang - orang tegar Yang bertahan setia hingga akhir Menuntun kami secara luar biasa Luar biasa tegar
Tahun 2009 Para bocah ingusan telah berkembang Kami telah tumbuh Menjadi pemuda-pemudi berbakat Yang siap meneruskan tanggung jawab Bereikutnya biar kami yang mewarisi semua Biarkan kami mengambil alih Membangun Indonesia menjadi Seribu kali lebih maju Terima kasih bapak dan ibu guru Terima kasih Kami hanya bisa mempersembahkan "Terima Kasih"
-(arash1)-
Anak Badung Aku ini badung Ya, aku anak-anak terpilih menjadi PENGACAU Aku punya telinga Tapi aku tak mau mendengar nasehat Aku punya mata Bodoh, tidak kugunakan untuk membaca Tanganku normal Tolol sekali aku malas menulis
Panca indraku sangat berfungsi Tapi kata-kataku kotor, sikapku minus Yang kuperbuat selalu merusak, membuat gaduh Aku ini hanya bisa menyakiti hati orang lain Orang tuaku, teman-temanku....... Dan bahkan orang-orang yang tak punya hubungan darah denganku tetapi ternyata sangat menyayagiku, Guruku.
Dari dalam hati Aku menyesal Anak badung ini menyesal Aku memohon maaf Bapak dan Ibu Guru Aku sungguh memohon maaf Maaf sekali atas semua sikap burukku Yang seharusnya murid menghargai gurunya Namun itu tidak padaku
Maaf dari Bapak dan Ibu guru Yang selalu ku nanti Akan berubah menjadi do'a antukku Seperti Ayah dan Ibu kandungku Yang tak pernah putus mendo'akanku
Aku akan berubah Dan suatu saat nanti Bila kita bertemu kembali Bapak dan Ibu guru akan senang Dan berkata "Anak itu dulu muridku"
-(arash1)-
Gelas yang kosong Takkan ada isinya Jika tak ada orang Yang menuangkan air padanya
Terima Kasih Guruku Engkau telah memberikan Ilmu padaku